BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku : Amban Handyawardini
No
Peserta ku : 13101098
Dari begitu bangun pagi di kamar lantai
atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima
kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu
hari? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa kali
saya yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa
50 sampai 100 kali, bisa lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak
praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali
dan satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima
kasioh dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu.
Dengan mencari sisi positif, mka diri kita menjadi semakin positif dalam
melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada
hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpaahan
kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup
dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini,
termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan
bersyukur berpulu-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian.
Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namaun
dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering
menjadi atribut orang sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus
sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh
tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu,
yaitu kemampuan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda
dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharaap nasib akan berubah dalam
sekejab. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa
ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah cukup merupakan jembatan
kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah
biasannya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari
pada sebelumnya. Ini saja sudah cukup merupakan magnit yang bisa membantu kita
semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keraguan
dan ke-engganan untuk berterima kasih dab bersyukur dalam skala dan frekuensi
luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi
dari sukses itu sendiri. Aammiiin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar